» 07 Oktober 2019
» 23 Januari 2019
» 22 Januari 2019
» 22 Februari 2021
» 10 Februari 2021
» 11 Januari 2021
Dengan penuh kekhusukan dan khidmad para jamaah sholat Idul Adha 1434H yang berlangsung di lapangan depan gedung rektorat kampus UPN “Veteran” Yogyakarta di Condong catur , Depok Sleman Yogyakarta mendengarkan ceramah dari Ustad sekaligus imam sholat Idul Adha Dr. Muhammad anis. MA dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sholat Idul Adha 1434 H kali ini dikuti oleh para jamaah dari sekitar kampus UPN antara lain dari kampong Gorongan, Kampung Puluh dadi.Adapun tema Idul Adha 1434 kali ini adalah “dengan berkurban kita tingkatkan iman dan takwa”.Dalam ceramahnya ustad Dr. Muhammad anis, MA mengatakan berkurban adalah salah satu realisasi keimanan dan ketakwaan seseorang yang bernilai kemanusiaan.
Berkurban mengandung ajaran, memberi, peduli dan kasih sayang pada orang lain sehingga akan memupuk kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial. Menyembelih hewan kurban juga dimaknai sebagi symbol kesediaan manusia untuk menghilangkan sifat peri kebinatangan dalam dirinya sehingga ajaran ibadah kurban adalah ajaran untuk member rahmat kepada seluruh alam ( Rahmatan Lil ‘alamin). Iman dan takwa member daya dorong kepada pemiliknya untuk beribadah, beramal shalih, berlaklu benar, berkata jujur, adil, kasih sayang, menghargai orang lain, dan sabar Perilaku semacam itu menunjukkan perilaku orang cerdas spiritual, cerdas emosional dan cerdas sosialnya.
Dalam ceramahnya Ustad Dr. Muhammad anis, MA mengajak kepada para jamaah untuk meneladani dan memaknai nilai-nilai ajaran Nabi Ibrahim AS lebih lanjut Dr. Muhammad anis, MA mengatakan ketakutan terhadap Allah menjadikan orang lebih bertakwa, seperti saat ini kita sedang melaksanakan sholat Idul Adha sebagai bentuk ketakwaan kita terhadap Alloh. Hari raya kurban adalah ajaran Islam yang diwariskan oleh Nabi Ibrahim AS. Ibadah kurban adalah symbol kasih sayang, kesetiakawanan sosial dan pemberdayaan umat. Ibadah kurban mengiinspirasi untuk selalu peduli terhadap sesama .
Karena itu sudah selayaknya ibadah kurban untuk ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Apalagi di zaman modern ini dimana kehidupan bermasyarakat, berbagsa dan bernegara yang semakin serba pesat yang seringkali mengabaikan kepentingan nilai-nilai sosial. Pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS mengadung nilai moralis, semangat berbagi dan memngandung amanah. Semangat berbagi akan menumbuhkan kesadaran kemanusiaan dan mengedepankan kepentingan bersama untuk menuju kesejahteraan umat.
Khotib sekaligus imam Dr. Muhammad anis, MA menyampaikan bahwa ibadah Qurban telah dipraktikan oleh umat manusia sejak jaman Nabi Adam. Hikmah dari ibadah qurban adalah sebagai pernyataan keimanan kita kepada Allah. Umat Islam dihimbau agar mengikuti perilaku Nabi Ibrahim yang telah mengurbankan sesuatu yang disayanginya.
Awalnya Nabi Ibrahim diwahyukan melalui mimpi agar menyembelih putranya Ismail. Saat itu Ismail merupakan putra yang disayanginya. Sudah lama sekali nabi Ibrahim menantikan kelahirannya putranya itu. Kini setelah Ismail tumbuh menjadi seorang anak yang sholeh dan sehat datang perintah Allah untuk menyembelihnya. Tentu saja ini dirasakan berat oleh nabi Ibrahim. Namun demikian dengan keimanan yang tinggi kepada Allah, beliau tetap melaksanakan niatnya menyembelih putranya. Ketika akan disembelih maka itulah saat-saat pembuktian keimanan nabi Ibrahim. Seketika itu juga Allah dengan kekuasaannya mengganti posisi nabi Ismail dengan hewan sembelihan hewan Qurban. Ini mencerminkan bahwa di dalam Islam manusia adalah makhluk yang dimulyakan.
Dalam sejarah penyembelihan Qurban seperti yang dicontohkan oleh nabi Ibrahim AS mengandung hikmah yang mulia. Sesuatu yang dipersembahkan kepada Allah hendaklah sesuatu yang disayangi. Umat islam diperintahkan untuk melakukan ibadah dengan penuh kesungguhan. Bentuk dari kesungguhan itu adalah mengurbankan hewan Qurban yang layak. Hewan Qurban tidak boleh cacat, pincang, putus telinganya, dan sakit. Pada saat bersamaan penyembelihan hewan Qurban menekankan kepada umat Islam untuk meniadakan sifat-sifat hewan yang ada di dalam dirinya. Sifat hewan yang selalu tidak memakai ahlak dan mengabaikan perintah-perintah Allah harus dilepaskan dari diri umat Islam. Dengan demikian umat Islam akan selalu terjaga keimanan dan ketaqwaannya